Bismillahirrohmanirrohiemm
Pernah gak kita mendengar kata BLUSUKAN, mungkin ketika mendengar kata "Blusukan" tentu orang akan mengingat sosok Jokowi
sang gubernur kota Jakarta saat ini. Kemudian gaya ini ditiru oleh orang lain mencari
simpati. Namun saya malah teringat seorang pemimpin besar Islam, siapakah dia?
Dialah "Khalifah Umar bin Khatab". Inilah gaya "blusukan"
Umar Bin Khatab. Khalifah Umar bin Khattab memang dikenal sebagai seorang
pemimpin yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik secara diam-diam. Orang
yang ditolongnya sering tidak tahu, bahwa penolongnya adalah khalifah yang
sangat mereka cintai. Pernah suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah
Umar masuk rumah seseorang.
Ketika
keesokan harinya Auza’iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang
janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa
tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-
obatan. Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut! Padahal
orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tak lain adalah adalah khalifah
yang sangat ia kagumi selama ini.
Pada suatu malam lainnya ketika Khalifah Umar
berjalan-jalan di pinggir kota, tiba-tiba ia mendengar rintihan seorang wanita
dari dalam sebuah kemah yang lusuh. Ternyata yang merintih itu seorang wanita
yang akan melahirkan.
Disampingnya, duduk suaminya yang kebingungan. Maka pulanglah sang Khalifah ke
rumahnya untuk membawa isterinya, Ummu Kalsum, untuk menolong wanita yang akan
melahirkan anak itu. Tetapi wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa
orang yang menolongnya dirinya adalah Khalifah Umar, Amirul Mukminin yang
mereka cintai. Pada kisah lainnya, ketika sang Khalifah sedang ’meronda’, ia
mendengar tangisan anak-anak dari sebuah rumah kumuh.
Dari
pinggiran jendela ia mendengar, sang ibu sedang berusaha menenangkan anaknya.
Rupanya anaknya menangis karena kelaparan sementara sang ibu tidak memiliki
apapun untuk dimasak malam itu. Sang ibupun berusaha menenangkan sang anak
dengan berpura-pura merebus sesuatu yang tak lain adalah batu, agar anaknya
tenang dan berharap anaknya tertidur karena kelelahan menunggu. Sambil merebus
batu dan tanpa mengetahui kehadiran Khalifah Umar diluar jendela, sang ibupun
bergumam mengenai betapa enaknya hidup khalifah negeri ini dibanding hidupnya
yang serba susah. Khalifah Umar yang mendengar hal ini tak dapat menahan
tangisnya, iapun pergi saat itu juga meninggalkan rumah itu.
Malam itu
juga ia menuju ke gudang makanan yang ada di kota, dan mengambil sekarung bahan
makanan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang kelaparan itu. Bahkan ia
sendiri yang memanggul karung makanan itu dan tidak mengizinkan seorang
pegawainya yang menemaninya untuk membantunya. Ia sendiri pula yang memasak
makanan itu, kemudian menemani keluarga itu makan, dan bahkan masih sempat pula
menghibur sang anak hingga tertidur sebelum ia pamit untuk pulang.
Dan keluarga
itu tak pernah tahu bahwa yang datang mempersiapkan makanan buat mereka malam
itu adalah khalifah Umar bin Khatab ! Sungguh saya menangis ketika membaca
kisah ini, mungkin saya rindu pemimpin seperti 'Khalifah Umar bin Khatab'.
Namun jika
ada pemimpin seperti Khalifah Umar Bin Khatab, apakah anda ingin memilihnya?
Jika jawabannya Iya, marilah kita berdoa semoga kita memiliki berkelas seperti
Khalifah Umar Bin Khatab. Aamiin. Dan untuk pemimpin-pemimpinku cerita ini
adalah Sunnah. Sebagaimana definisi Sunnah yang diriwayatkan oleh Al Hasan Al
Bashri, Al Auza’i dan Al Fudhail bin ‘Iyadh. Sunnah adalah jalan yang ditempuh.
Sunnah di sini bukan hanya dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam saja, termasuk pula ajaran para kholifah rosyidin berupa
i’tiqod, keyakinan, amalan dan perkataan. Inilah pengertian sunnah yang
sempurna dan yang dipegang oleh para ulama salaf, mereka tidaklah memaksudkan
kecuali demikian. Dalil bahwasanya kita diperintahkan mengikuti ajaran
khulafaur rosyidin,
“Berpegang teguhlah
dengan ajaranku dan ajaran kholifah yang diberi petunjuk dalam ilmu dan amal,
berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah (kuat- kuat) dengan gigi geraham
kalian”.
HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 42. Abu
Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Post a Comment